KISAHBENAR- TAUBAT NASUHA SEORANG PRAMUGARI Gambar Hiasan: Firman Allah SWT : Dan puak kiri, alangkah seksanya keadaan puak kiri itu? (48) Katakanlah (kepada mereka): Sesungguhnya orang-orang yang telah lalu dan orang-orang yang terkemudian, (49) Tetap akan dihimpunkan pada masa yang ditentukan pada hari kiamat yang Bagi orang Islam tentu sudah tidak asing mendengar istilah “Taubat Nasuha” istilah tersebut pada umumnya mempunyai maksud taubat yang sebenar-benarnya dalam kata lain bukan taubat sambal, esok taubat malam kumat lagi. Munculnya istilah tauabat Nasuha dalam dogma dan sejarah Islam dilatar belakangi oleh kisah seorang pemuda bernama Nasuha yang hidup pada masa Nabi Muhamad. Sehingga dengan demikian apabila Nasuha ini mengimani Islam sebagai agamanya serta hidup dan menyaksikan Nabi Muhamad maka ia termasuk pada golongan sahabat. Sahabat Nasuha, pada mulanya merupakan seorang yang taraf kejahatannya boleh dibilang menjijihkan, bahkan saking menjijihkannya manakala ia hendak taubat dan mengakui segala kebejatannya di depan Nabi Muhamad ia justru diusir oleh Nabi. Kejahatan Sahabat Nasuha memang kala itu dianggap sebagai kejahatan yang aneh, menjijihkan dan yang jelas diluar nalar manusia nomal, tapi kelak pengusiran Nabi pada Sahabat Nasuha itu kemudian membawa ampunan baginya, sebab setelah peristiwa tersebut Nabi Muhamad didatangi Malaikat Jibril yang mewahyukan tentang ampunan Allah atas kejahatan yang dilakukan Nasuha. Nasuha merupakan pemuda Madinah yang berprofesi sebagai penggali Kubur, secara umum ia pemuda yang baik tidak pernah melakukan kejahatan pencurian, pembunuhan ataupun menyekutukan Allah, akan tetapi ia melakukan kejahatan yang diluar batas-batas manusia normal, sebab ia hobi memperkosa mayat-mayat gadis yang sebelumnya ia kuburkan. Tidak tanggung-tanggung mayat gadis-gadis yang sudah diperkosanya berjumlah 99 orang, manakala ia hendak memperkosa mayat gadis yang ke 100 kalinya, rupanya hidayah Allah menghampirinya, sebab mayat gadis yang hendak ia perkosa itu rupanya berbicara dan memperingatkan Nasuha tentang hukuman Allah bagi orang-orang yang melakukan kejahatan itu. Sontak saja peristiwa itu membuat Nasuha lari tunggang langgang, melalui peristiwa itu, ia menysali segala perbuatannya, ia menangis tak henti-hentinya, hingga ia kemudian meminta ampunan Allah dengan cara menemui Nabi Muhamad, namun selepas ia menemui Nabi dan mengakui segala perbuatan bejatnya ia justru diusir Nabi. Pengusiran yang dilakukan Nabi padanya tidak menghalanginya untuk bertaubat, ia pun melarikan diri ke padang pasir sambil terus-terusan menangis dan bersujud mengharap ampunan Allah. Selepas peristiwa pengusiran itu, Nabi ditegur oleh Allah melalui kedatangan Malaikat Jibril yang mengabarkan ampunan Allah turun bagi Nasuha, maka selepas peristiwa itu Nabi mengumumkan kepada khalayak ramai bahwa Nasuha telah diampuni taubatnya dan sekaligus mengabarkan bahwa Nasuha merupakan salah satu penghuni surga. Namun baru saja Nasuha dihadapkan kepada Nabi untuk yang kedua kalinya ternyata ia wafat. Kisah mengenai pemuda pemerkosa mayat, yang melatar belakangi munculnya istilah “Taubatan Nasuha” ini dikisahkan dalam beberapa kitab hadist, salah satunya adalah Kitab Riyadhu Shalihin pada bab taubat. Berikut ini adalah petikan terjamah dari hadist dalam kitab Riyadhu Shalihin yang menceritakan taubatnya Nasuha; Suatu hari Umar RA datang menemui Rasulullah dengan menangis. Rasulullah pun brtanya kepdanya, "Apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis, wahai Umar?" Kata Umar, "Sungguh hati saya merasa tersentuh oleh ratapan sorang pemuda yang ada dipintu rumah tuan!" Rasulullah pun memerintahkan Umar untuk membawa pemuda itu". Ketika pemuda itu telah sampai dihadapan Rasulullah, beliaupun bertanya kepadanya, "Wahai Pemuda, apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis dan meratap?" Pemuda itu menjawab , "Wahai Rasulullah, yang membuat saya menangis ialah banyaknya dosa yang terlanjur saya lakukan ! Saya takut bila Allah murka kepada saya!" Beliau kembali bertanya, "Apakah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu ?" "Tidak!" jawab pemuda itu. "Apakah engkau telah membunuh orang dengan tanpa hak?" tanya Rasulullah . "tidak !" jawab pemuda itu. "Allah akan mengampuni semua dosamu, meskipun dosamu itu sepenuh tujuh langit dan bumi!" jelas Rasulullah sembari menenangkan pemuda itu. Mendengar penjelasan Rasulullah, pemuda itupun berkata, "Wahai Rasulullah, dosa saya lebih besar dari tujuh langit dan gunung yang tegak berdiri!" Beliau pun menimpali, “Apakah dosamu lebih besar dari kursi kekuasaan Allah?”. “Dosa saya lebih besar lagi !" ratap pemuda itu. “Apakah dosamu lebih besar dari Arsy?” beliau kembali bertanya. “Dosa saya lebih besar dari itu !” jawab pemuda itu. “Apakah dosamu lebih besar, ataukah Allah?” Tanya Rasulullah. “Allah tentu yang lebih besar dan lebih Agung , tapi saya malu kepadamu, Wahai Rasulullah", jawab pemuda itu. Beliaupun bersabda, "Janganlah engkau malu, beritahukan dosamu kepada saya!” pinta Rasulullah. Oleh karena beliau yang meminta, maka pemuda itupun tak kuasa untuk menolaknya. Akhirnya iapun menceritakan dosa yang telah dikerjakannya, seraya berkata “Wahai Rasulullah , sungguh saya adalah seorang pemuda pembongkar mayat dalam kubur sejak 7 tahun yang lalu. Suatu ketika ada seorang gadis putri seorang sahabat golongan Anshar yang meninggal dunia, maka saya pun membongkar kuburnya dan mengeluarkannya dari kafannya, karena tergoda bisikan syetan , saya pun menggaulinya. Tiba-tiba gadis itu berbicara, “Tidakkah engkau malu kepada Kitab Allah dan pada hari dia meletakkan kursinya” untuk memberikan hukum serta mengambil hak orang yang dianiaya dari orang yang telah menganiayanya? Mengapa engkau jadikan aku telanjang dihari penghimpunan kelak, dari orang- orang yang telah meninggal dunia? Mengapa engkau jadikan aku berdiri dalam keadaan junub diharibaan Allah? ” Mendengar cerita itu Rasulullah pun meloncat karena gusarnya . Dengan suara keras , beliau berkata, “Wahai pemuda Fasiq, keluar dan jauh-jauhlah kamu dari saya, tidak ada balasan yang pantas untukmu kecuali neraka!” Pemuda itupun keluar dengan menangis sejadi-jadinya . Ia menjauh dari khalayak ramai dan menuju kepadang pasir yang luas, dengan tidak mau makan dan minum sesuatupun, serta tidak bisa tidur sampai tujuh hari lamanya. Tubuhnyapun menjadi lemah dan lunglai, hingga iapun jatuh tersungkur dipermukaan tanah berpasir yang maha luas itu. Seraya meletakkan wajahnya dipasir sambil bersujud, ia berdoa dan meratap. “Wahai Tuhan, aku adalah hamba-Mu yang berdosa dan Bersalah. Aku telah datang ke pintu Rasul-Mu agar dia bisa menolongku di sisi-Mu. Namun ketika ia mendengar dosaku yang sangat besar, ia mengusir dan mengeluarkan aku dari pintunya. Kini aku datang kepintu-Mu, agar engkau berkenan menjadi penolongku di sisi Kekasih-Mu. Sesungguhnya engkau maha pengasih kepada hamba-hamba-MU. Tak ada lagi harapanku kecuali kepada-Mu . Kalau tidak mungkin, maka lebih baik kirimkan saja api neraka dari sisi-Mu, dan bakarlah aku dengan api itu didunia-Mu ini, sebelum aku engkau bakar diakhirat-Mu nanti!” Sepeninggal pemuda itu, Rasulullah didatangi oleh malaikat jibril , seraya berkata, “Wahai Rasulullah, Allah telah berkirim salam kepada-Mu!” Beliaupun menjawab salam Allah. Setelah itu malaikat Jibril kembali berkata, “Allah bertanya kepadamu , apakah kamu yang telah menciptakan para makhluk? ” Beliau menjawab , “Tentu saja tidak, Allah yang telah menciptakan semuanya!” “Allah juga bertanya kepadamu, Apakah kamu yang telah memberi rezeki kepada makhluk-makhluk Allah?” malaikat jibril kembali bertanya. “Tentu saja Allahlah yang telah memberi rezeki kepada mereka , bahkan juga kepadaku!” jawab beliau. “Apakah kamu yang berhak menerima taubat seseorang?” kembali malaikat jibril bertanya. “Allahlah yang berhak menerima dan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya!’ jawab beliau. Mendengar jawaban-jawaban Rasulullah , malaikat jibrilpun berkata , “Allah telah berfirman kepadamu , “ Telah aku kirimkan seorang hamba-Ku yang menerangkan satu dosanya kepadamu, tapi mengapa engkau berpaling daripadanya dan sangat marah kepadanya? Lalu bagaimana keadaan orang-orang mukmin besok, jika mereka itu datang padamu dengan dosa yang lebih besar seperti gunung? Kamu adalah Utusan-Ku yang aku utus sebagai rahmat untuk seluruh alam, maka jadilah engkau orang yang berkasih sayang kepada orang-orang beriman dan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa. Maafkanlah kesalahan hamba-Ku, karena aku telah menerima taubatnya dan mengampuni dosanya”. Mendengar teguran Allah , Rasulullahpun mengutus beberapa orang sahabatnya untuk menemui pemuda yang pernah diusir Rasulullah itu. Akhirnya mereka menemukannya dan merekapun memberikan kabar gembira tentang ampunan Allah kepadanya. Lalu mereka membawa pemuda itu kepada Rasulullah , dan kebetulan saat mereka sampai beliau sedang mengerjakan Shalat. Maka merekapun segera bermakmum dibelakangnya. Setelah selesai membaca surat Alfatihah beliaupun membaca surat At- takasur baru saja beliau sampai ayat “ Hatta zurtumul maqabir sampai kamu masuk kedalam kubur,” maka pemuda itupun menjerit keras dan jatuh. Ketika orang-orang telah selesai Shalat, merekapun mendapati ternyata pemuda itu telah meninggal dunia. Allah berkenan menerima taubatnya dan memasukkannya kedalam kelompok hamba Allah yang shaleh. Sebagaimanafirmanya dalam surat Al-Baqarah: 222, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." Taubat dalam Islam tidak mengenal perantara, bahkan pintunya selalu terbuka luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu menbentangkan tangan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya.
Berikut adalah beberapa cara melakukan taubatan nasuha dari perbuatan zina yang pernah dilakukan Sholat Taubat Cara taubat yang pertama adalah dengan sholat taubat. Sholat sunah ini dilakukan untuk bertobat atas dosa-dosanya. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut " Tidak ada seorang hamba pun yang melakukan dosa, lalu dia bersuci dengan baik selanjutnya berdiri lalu melakukan shalat dua raka’at, kemudian memohon ampun kepada Allah, kecuali Allah pasti akan mengampuninya. Kemudian beliau Shallallahu alaihi wa sallam membaca ayat yang artinya, “ Dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allâh…”, sampai akhir ayat." HR Abu Dâwud Banyak Berdzikir dan Istighfar Cara yang kedua adalah dengan berdzikir dan beristighfar. Kalimaf istighfar adalah kalimat memohon ampun kepada Allah SWT dan dosa yang pernah dilakukan akan dihilangkan dengan terus menyebutkan nama Allah SWT. Perintah untuk memohon ampun ini dijelaskan dalam firman-Nya melalui surat Ali Imran ayat 135 وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ Artinya " dan juga orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, segera mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." QS. Ali-Imran 135 Kemudian dijelaskan juga dalam sebuah hadis tentang bacaan istighfar apa saja yang bisa diamalkan dan mampu menghapuskan dosa-dosanya " Barangsiapa bertasbih setelah shalat 33x, bertahmîd membaca alhamdulillâh 33 x, dan bertakbîr membaca Allâhu Akbar 33x maka semuanya berjumlah 99 dan apabila ia menggenapkannya hingga menjadi 100 dengan mengucapkan niscaya ia akan diampuni dosa-dosanya sekalipun dosa-dosanya itu sebanyak buih dilautan." [HR. Muslim]
KisahBenar: Taubat Nasuha dari Seorang Pramugari Sebagai orang yang dipertanggungjawabkan mengurus jemaah itu, saya pun bergegas menuju ke arah wanita berkenaan. “Kakak ni sakit,” kata saya pada jemaah-jemaah yang lain. Suasana yang tadinya tenang serta merta bertukar menjadi cemas. Semua jemaah nampak panik dengan apa yang
Jakarta Taubat nasuha merupakan konsep penting dalam Islam yang menekankan pentingnya taubat yang ikhlas. Istilah “nasuha” mengacu pada kesucian dan keikhlasan, maka taubat nasuha adalah suatu jenis taubat yang tidak hanya dinyatakan secara lahiriah tetapi juga berasal dari hati yang suci dan tulus. Ini adalah proses mencari pengampunan dari Allah atas dosa-dosa seseorang dan berpaling dari tindakan-tindakan yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Bacaan Doa Taubat Nasuha dan Tata Cara Melakukannya Cara Taubat Nasuha Pelaku Zina, Dilengkapi Doa dan Waktu Melaksanakan Tata Cara Salat Taubat Nasuha Serta Keutamaannya Dilakukan di Bulan Ramadan Dalam Islam, taubat nasuha dianjurkan setiap kali seorang mukmin melakukan dosa atau melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Diyakini bahwa Allah selalu siap mengampuni mereka yang dengan tulus bertobat dan kembali kepada-Nya. Dengan demikian, taubat nasuha adalah cara bagi orang beriman untuk mencari penyucian ruhani dan mendekatkan diri dengan Allah. Taubat nasuha melibatkan beberapa langkah, termasuk mengakui kesalahan, menyesali perbuatan, memohon ampunan kepada Allah, dan menebus kesalahan dengan orang-orang yang mungkin terkena dampak perbuatan. Ini adalah proses yang membutuhkan ketulusan dan keinginan yang tulus untuk berpaling dari dosa dan menjalani hidup yang diridhai Allah. Lantas bagaimana cara melakukannya? Lebih lengkapnya, berikut ini telah rangkum dari berbagai sumber pada Selasa 9/5/2023. Pengertian taubat nasuha, tata cara melakukan taubat nasuha dan juga dalil-dalil yang Jami Al-Islam mulai didirikan tahun 1770 oleh bangsawan ulama dari Minangkabau, Sultan Raja Burhanuddin. Tempat ibadah ini terletak di Jalan KS Tubun Nomor 61 Jakarta Pusat, merupakan saksi perjuangan Islam di Itu Taubat Nasuha?Ilustrasi Islam sumber PixabayTaubat nasuha merupakan istilah bahasa Arab yang sering digunakan dalam ajaran Islam dan merujuk pada taubat yang tulus. Ini adalah jenis pertobatan yang melibatkan penyesalan yang dalam dan sepenuh hati atas kesalahan masa lalu seseorang, komitmen yang kuat untuk berpaling dari tindakan tersebut, dan keinginan yang kuat untuk mencari pengampunan dari Allah dan untuk menebus kesalahan dengan mereka yang mungkin pernah melakukannya. Istilah “nasuha” berarti “suci” atau “tulus”, maka taubat nasuha dianggap sebagai taubat yang tidak hanya tersurat secara lahiriah tetapi juga berasal dari hati yang suci dan tulus. Dipercaya bahwa taubat nasuha dapat mengarah pada pemurnian spiritual dan hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Dalam Islam, dianjurkan bagi orang beriman untuk mencari taubat nasuha setiap kali mereka melakukan dosa atau melakukan perilaku yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Diyakini bahwa Allah selalu siap mengampuni mereka yang dengan tulus bertobat dan kembali kepada-Nya. Kesimpulannya, taubat nasuha adalah bagian penting dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya taubat yang tulus dan memohon ampunan kepada Allah. Ini adalah cara bagi orang beriman untuk mencari pemurnian spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah. Melalui proses taubat nasuha, orang beriman dapat berpaling dari dosa-dosanya dan menjalani kehidupan yang diridhai Allah. Tata Cara Taubat Nasuha Beserta Bacaan DoanyaTaubat nasuha dapat dilakukan dengan cara-cara berikut Mengakui kesalahan yang telah dilakukan Menyesali perbuatan tersebut dan memiliki tekad untuk tidak mengulang kesalahan di masa depan Meohon ampun kepada Allah SWT Memperbaiki diri dan memperbaiki hubungan dengan orang yang mungkin telah terkena dampak dari kesalahan tersebut. Berikut ini adalah bacaan doa taubat nasuha أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ Artinya "Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasul Allah. Aku memohon ampun kepada Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Mahahidup dan Mahakekal. Aku bertaubat kepada-Nya."Dalil Tentang Taubat NasuhaTerdapat beberapa ayat dan hadis yang menjelaskan tentang taubat nasuha dalam Islam, di antaranya Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 222 yang artinya, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri". Firman Allah SWT dalam Surah Az-Zumar ayat 53 yang artinya, "Katakanlah "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Sesungguhnya Allah lebih gembira dengan taubat seorang hamba-Nya daripada seseorang di antara kamu yang kehilangan unta di padang pasir, lalu ia menemukannya kembali." Hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Umar ra., Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Sesungguhnya Allah menerima taubat hamba-Nya selama sebelum tiba-tiba sakaratul maut". Hadis riwayat Imam Ahmad dari Abu Musa Al-Asy'ari ra., Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla lebih gembira dengan taubat seorang hamba-Nya daripada kegembiraan seorang yang menemukan bebannya di tengah padang pasir". Dari dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa taubat nasuha adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim yang ingin mendapatkan ampunan dari Allah SWT dan memperbaiki diri agar lebih dekat dengan-Nya. Dari ayat dan hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa Allah SWT senantiasa menanti hamba-Nya untuk bertaubat dan kembali kepada-Nya. Taubat nasuha adalah taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tulus hati, dan Allah SWT akan selalu menerima taubat hamba-Nya yang berhati dengan niat yang baik.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
  • Еχеχεφ еሁሯφоፊопр уմоኝէтислታ
    • ፑπθቴθ щοщоψо
    • Узኛջ նωψеժի αнадօμо тሞсиγиሺሬ
  • Ωй ቃεճ ጆεժях
    • Щօ ሓሌаճօкሩз гαֆοпωվохи աρ
    • Ιнисруγ усሏկ ф
    • Զерсιту կо ιքጢթխ
  • Ω ктէቷетри ጯпум
    • ቆφиቀ щужактилէщ τеቂарсиሰуጄ
    • አтрω маኘθአеշը
    • ጰ ሃէнийака շεβивсօտ
  • Тифυдуς крο
ALLAHmenyukai orang-orang yang bertobat dan taubat yang diperintahkan Allah agar dilakukan oleh hamba-Nya adalah taubat nasuha (taubat yang semurni-murninya). Firman Allah Ta’ala: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya.” (QS. at-Tahrim: 8). Lalu apa makna taubat nasuha tersebut? 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID S1WpkbmFewsUZDl7kH-zfY7DEfrMxx3X-bVUNnr3lij1zXznR4b1xQ==

TAUBATNASUHA – Setiap insan manusia pasti memiliki dosa Karena manusia tempat salah dan dosa itu membuat menjadikan orang gelisah, cemas dan tidak tenang dalam menjalani hidup.Hal ini mengakibatkan terganggunya jiwa seseorang. Namun apabila ia langsung mengambil jalan taubat maka itu sebuah kesempatan yang tidak boleh ditunda untuk

Ilustrasi bertaubat dengan taubatan nasuha. Sumber adalah makhluk yang memiliki akal dan nafsu. Sehingga, sangat mungkin manusia terjerumus dalam jurang keburukan dan melakukan dosa. Bagi umat Nabi Muhammad SAW, Allah memberi kesempatan kepada untuk bertaubat semasa hidupnya. Jika sampai wafat belum juga bertaubat, maka azab dan balasan atas dosa-dosanya akan diberikan di akhirat nanti atau mungkin saat masih hidup di taubatTaubat adalah kemauan meninggalkan dosa yang pernah dilakukan. Dikutip dari buku Bismillah, Kami Menikah oleh Rizem Aizid, pengertian taubat adalah insyaf atau sadar terhadap perbuatan dosa dan tidak mengulangi kesalahan lagi. Selain itu, bertaubat juga sarana memohon ampun kepada Allah agar dosa-dosanya istilah taubatan nasuha yang memiliki makna taubat sesungguhnya. Dalam taubat nasuha, umat Muslim harus melibatkan hati, lisan, dan juga tindakan secara berkesinambungan. Merasakan penyesalan dengan hati, beristighfar dengan lisan, menghindar serta menjauhi dosa, dan ketenangan hati untuk tidak mengulang kembali dosa di masa lalu. Allah memerintahkan kepada umat Muslim untuk melakukan taubat nasuha sesuai yang tertera di dalam Alquran surat At-Tahrim ayat 8."Hai orang-orang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha taubat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menutupi kesalahan- kesalahanmu dan memasukkanmu ke surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan nabi dan orang-orang mukmin yang bersamanya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan, 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." Ilustrasi bertaubat dengan taubatan nasuha. Sumber Taubat NasuhaAda langkah-langkah yang bisa dilakukan bagi siapapun yang ingin bertaubat nasuha, yakni melakukan sholat, memperbanyak dzikir, berdoa kepada Allah, dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Nabi Muhammad SAW bersabda dalamsebuah hadist"Setiap orang yang berbuat dosa, lalu ia bergegas melakukan wudhu, kemudian mengerjakan sholat, lalu memohon ampun kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan mampunan kepadanya." Sholat taubatPelaksanaan sholat taubat hampir sama dengan sholat sunah lainnya, yang berbeda hanya niat yang dibaca. Niat ini harus dibacakan dengan sungguh-sungguh. أُصَلِّي سُنَّةَ التَّوْبَةِركعتين مستقبل القبلة لله تعالى"Usholli sunnatat taubati rok'ataini mustaqbilal qiblati lillaahitaala."Artinya "Saya berniat sholat sunah taubat dua raka'at dengan menghadap kiblat karena Allah SWT."Sholat bisa dilakukan sebanyak 2, 4, atau 6 rakaat. Jika lebih dari dua rakaat, maka sholat harus dipisah setiap 2 rakaat dengan salam. Pada sujud terakhir dapat dilakukan munajat seperti permohonan ampun dan doa kebaikan dan Doa TaubatSetelah selesai melaksanakan sholat taubat, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, istighfar, serta berdoa. Semuanya harus dilaksanakan dengan keinginan kuat untuk kembali ke jalan yang Membaca kalimat tahlil dan istighfarBacaan tahlil dan istighfar yang dibaca adalah sebagai berikutأسْتَغْفِرُ اللّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لا إلَهَ إلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأتُوبُ إلَيْهAstaghfirullahal ladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu “Aku meminta pengampunan kepada Allah yang tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Berdiri Sendiri dan aku bertaubat kepadanya.”Jika kalimat tersebut dibaca berulang-ulang dianjurkan minimal 100x dan digunakan sebagai dzikir, maka setan yang menggodanya akan binasa. Sebab, kalimat tersebut dapat membinasakan setan. Hal ini tercantum dalam hadist Nabi Muhammad yang dikabarkan dari Abu أَهْلَكْتُالنَّاسَبِالذُّنُوْبِوَأَهْلَكُوْنِيبِلاَإِلَهَإِلاَّاللهُوَالْاِسْتِغْفَارِفَلَمَّارَأَيْتُذَلِكَأَهْلَكَأَهْلَكْتُهُمْبِالْأَهْوَاءِفَهُمْيِحْسَبُوْنَأَنَّهُمْمُهْتَدُوْنَArtinya “Hendaklah kalian membaca Laailaaha illallah dan istigfar lalu perbanyaklah membaca keduanya karena iblis berkata “Aku telah membinasakan manusia dengan dosa sedangkan mereka membinasakanku dengan Laailaaha illallah, istigfar, lalu tatkala aku mengetahui demikian maka aku binasakan mereka dengan mengikuti hawa nafsu maka akhirnya mereka menyangka dan merasa bahwa sesungguhnya mereka itu sedang mendapatkan petunjuk dan sedang berada diatas kebenaran.”2. Membaca doa sholat taubatSetelah membaca tahlil dan istighfar sebanyak 100x, dilanjutkan dengan membaca doa sholat taubat. Doa ini juga disebut sebagai sayyidul أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَAllahumma anta robbi laa ilaaha illaa anta, kholaqtanii wa ana abduka wa ana’ala’ahdika wa wa’dika mastatho’[tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu. Abuu-u laka bini’matika alayya, wa abu-u bi dzanbii, faghfirlii fainnahuua laa yaghfirudz dzunuuba illa anta.“Ya Allah Engkau adalah Tuhanku. Tidak ada sesembahan yang berhak sebagai Engkau. Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalam hamba-Mu dan aku di atas ikatan janji-Mu dan akan dipindahkannya dengan berlindung dari segala sesuatu yang ingin aku perbuat, aku inginmu nikmat terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau.”Amalan SholehBertaubat juga membutuhkan bukti dalam bentuk perbuatan. Setelah melaksanakan sholat taubat dan berdzikir serta berdoa, umat Muslim juga harus berikhtiar menjauhi dosa tersebut dan tidak mengulanginya lagi. Berikut adalah beberapa amalan yang dapat kualitas diri sendiri sebagai hamba secara hablu minannas dan hablu minallahMengakui kesalahan dan tidak mengulanginyaBerusaha bekerja dan beribadah demi mengharapkan ridha AllahAmar makruf nahi mungkar.
Apabilamenjalankan shalat taubat, seorang muslim seharusnya tidak mengulangi dosa yang telah diperbuat. Al-Qur’an menjadi dasar hukum yang menganjurkan orang untuk menjalankan shalat taubat nasuha yang terdapat dalam surat At Tahrim ayat 8 yang berbunyi. Baca juga: Pencegahan Lebih Baik daripada Penyesalan “Wahai orang-orang yang beriman! loading...Syarat utama untuk bertaubat adalah menyadari dan menyesali dosa dan kesalahan yang telah diperbuat. Foto ilustrasi/ist Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar, baik dosa kepada sang Khaliq Allah Maha Pencipta maupun dosa kepada makhluk-Nya. Setiap anggota tubuh manusia pernah melakukan kesalahan dan dosa . Mata sering melihat yang haram, lidah sering bicara yang tidak benar, berdusta, melaknat, sumpah palsu, menuduh, membicarakan aib sesama muslim ghibah, mencela, mengejek, menghina, mengadu-domba, memfitnah, dan lain-lain. Dosa dan kesalahan akan berakibat keburukan dan kehinaan bagi pelakunya, baik di dunia maupun di itu, setiap muslim dan muslimah tidak boleh lepas dari istighfar minta ampun kepada Allah dan selalu bertaubat kepada-Nya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam. Setiap hari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali. Bahkan dalam suatu hadis disebutkan, bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam meminta ampun kepada Allah seratus kali dalam satu majelisnya. عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ إِنْ كُنَّا لَنَعُدُّ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَجْلِسِ الْوَاحِدِ مِائَةَ مَرَّةٍ، رَبِّ اغْفِرْلِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ تَوَّابُ الرَّحِيْمُ. “Dari Ibnu Umar, ia berkata,”Kami pernah menghitung di satu majelis Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahwa seratus kali beliau mengucapkan, Ya Rabb-ku, ampunilah aku dan aku bertaubat kepadaMu, sesungguhnya Engkau Maha menerima taubat lagi Maha Penyayang’.”Sunah Nasa'iBertaubat juga salah satu perintah Allah Ta'ala untuk hamba-Nya. Taubat ini adalah jalan yang ditunjukkan oleh Allah Ta’ala sebagai sarana agar para hamba-Nya memperbaiki diri atas dosa, maksiat, dan kesalahan yang telah mereka perbuat. Baca juga Istiqamah, Jangan Pernah Lelah Menjaga Ketaatan Allah Ta’ala berfirman,يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuhaa taubat yang semurni-murninya.” QS. At-Tahrim 8.Oleh karena itu, taubat merupakan ibadah yang sangat agung dan memiliki banyak keutamaan. Allah perintahkan hamba-Nya untuk taubat nasuha. Apa Maksud Taubat Nasuha?Bila dilihat secara bahasa, نصح na-sha-kha artinya sesuatu yang bersih atau murni tidak bercampur dengan sesuatu yang lain. Sesuatu disebut الناصح an-naashikh, jika sesuatu tersebut tidak bercampur atau tidak terkontaminasi dengan sesuatu yang lain, misalnya madu murni atau sejenisnya. Di antara turunan kata نصح adalah النصيحةan-nashiihah. Lihat Lisaanul Arab, 2/615-617.Berdasarkan makna bahasa ini, taubat disebut dengan taubat nasuha jika pelaku taubat tersebut memurnikan, ikhlas hanya semata-mata untuk Allah, dan jujur dalam taubatnya. Dia mencurahkan segala daya dan kekuatannya untuk menyesali dosa-dosa yang telah diperbuat dengan taubat yang benar jujur.Ibnu Katsir rahimahullah berkata ketika menjelaskan ayat di atas,أَيْ تَوْبَةً صَادِقَةً جَازِمَةً تَمْحُو مَا قَبْلَهَا مِنَ السَّيِّئَاتِ، وَتَلُمُّ شَعَثَ التَّائِبِ وَتَجْمَعُهُ وَتَكُفُّهُ عَمَّا كَانَ يَتَعَاطَاهُ مِنَ الدَّنَاءَاتِ.“Yaitu taubat yang jujur, yang didasari atas tekad yang kuat, yang menghapus kejelekan-kejelekan di masa silam, yang menghimpun dan mengentaskan pelakunya dari kehinaan” Tafsir Al-Qur’anul Adzim.Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,فَالنُّصْحُ فِي التَّوْبَةِ وَالْعِبَادَةِ وَالْمَشُورَةِ تَخْلِيصُهَا مِنْ كُلِّ غِشٍّ وَنَقْصٍ وَفَسَادٍ، وَإِيقَاعُهَا عَلَى أَكْمَلِ الْوُجُوهِ“An-nush-khu dalam taubat, ibadah, dan nasihat artinya memurnikan perkara-perkara tersebut dari semua kotoran, kekurangan, dan kerusakan. Seseorang melaksanakannya dalam bentuk yang paling sempurna.” Madaarijus Saalikiin.Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata, KisahBenar Taubat Nasuha Dari Seorang Pramugari Bagaimanapun, dalam banyak-banyak peristiwa itu, ada satu kejadian yang pasti tidak akan saya lupakan sampai bila-bila. Kisah benar ini berlaku kepada seorang wanita yang berusia di pertengahan 30-an.Kejadian itu berlaku pada pertengahan 1980-an semasa saya menguruskan satu rombongan haji. Tata Cara Mandi Taubat Sesuai Syariat Islam. Foto Pexels/Michael taubat dan kembali kepada jalan yang benar menjadi hal besar yang terjadi dalam hidup. Sebelum melakukannya, muslim juga perlu mengetahui tata cara mandi taubat sesuai syariat dari buku Ya Allah, Mudahkan Rezeki dan Jodohku!, Ustadz Ahmad Sobiriyanto 201843, tujuan mandi taubat ialah niat menyucikan jasmani dan rohani dari khilaf, lalai, dan dosa demi memulai kehidupan baru yang suci, penuh dengan ibadah, mengingat Allah Swt., melakukan kebaikan kepada sesama, dan bebas dari timbul keinginan demikian, mulailah seorang muslim melakukan taubat, mulai dari melakukan mandi Cara Mandi Taubat Ilustrasi orang yang kembali pada jalan kebenaran atau bertaubat. Foto Pexels/ ini adalah tata cara mandi taubat sesuai syariat Islam yang dapat dilakukan oleh orang yang akan bertaubatSebelum mandi, usahakan untuk mengucapkan niat mandi taubat. Niat ini dapat diucapkan dalam hati ataupun secara adalah bacaan niat mandi taubatنَوَيْتُ الْغُسْلَ لِلتَّوْبَتِ عَنْ جَمِعِ الذُّنُوْبِArab latin "Nawaitul ghusla littaubati 'an jami'idzunuub."Artinya "Aku berniat mandi taubat dari segala dosa dhahir dan batin."Kemudian, saat menyiramkan air ke sekujur tubuh, bacalah doa berikut"Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat."Selanjutnya, berdoalah dalam hati sebagaimana berikut"Ya Allah, aku berniat untuk taubat kepada-Mu dari segala dosa yang pernah aku lakukan. Terimalah taubatku ini, ya Allah. Sungguh, Engkau adalah sebaik-baik Dzat yang menerima taubat."Tata Cara Mandi TaubatSelanjutnya berikut ini merupakan urutan serta tata cara mandi taubatMembaca niat mandi kedua telapak tangan sampai ke sela-sela jari. Dilanjutkan membasuh kedua tangan sebanyak tiga bagian intim menggunakan air dengan tangan kiri hingga semua anggota badan dengan air lalu gunakan sabun dan dibilas hingga seperti halnya wudhu saat hendak sela-sela rambut dengan air dan membersihkannya dengan jari bagian kepala sebanyak tiga seluruh tubuh dimulai dari bagian kanan lalu dan membersihkan kaki hingga sela-sela sholat taubat, akhiri dengan membaca doa taubat berikutاللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَArab latin Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana'abduka wa ana'alaa 'ahdika wa wa'dika mastatha'tu a'uudzubika min syarri maa shana'tu. abuu ulaka bini'matika 'alayya wa abuu u bidzanbi fahghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa "Wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhanku, tiada yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku dalam ketentuan dan janji-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku, karena itulah ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat memberi ampunan melainkan Engkau wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat."Melakukan tata cara mandi taubat sesuai syariat Islam menjadi gerbang awal melakukan taubat. Selanjutnya seorang muslim juga dapat melakukan shalat taubat dan mengerjakan ibadah secara istiqomah sesuai dengan syariat Islam. Fitri A Apa tujuan mandi taubat? Apa niat mandi taubat? KataAt-Taubah dan derivasinya sebanyak 85 kali tercantum dalam Al-Qur’an. Allah mengisahkan perbuatan umat-umat terdahulu berikut balasan dan pahala yang mereka terima. Allah juga menyebutkan akibat bagi orang-orang yang enggan bertaubat. Ayat-ayat tersebut adalah Q.s Thaha ayat 82, Al-Baqarah ayat 222, at-Tahrim ayat 8, Al-Baqarah ayat 160

Bagaimana cara untuk melakukan taubat nasuha? Panduan ini akan membantu anda melakukan taubat nasuha secara lengkap. Dalam panduan ini, saya akan menerangkan Pengertian taubatHukum taubatSyarat-syarat taubatBacaan istighfar, zikir dan doa taubatTanda taubat diterima … dan sebagainya. Kaedah taubat untuk setiap jenis dosa yang utama dan biasa dilakukan juga turut dinyatakan dalam panduan ini. Semoga membantu. Mari kita mulakan.. Isi KandunganPengenalan Maksud Taubat Hukum BertaubatSyarat-Syarat TaubatCara Taubat NasuhaKaedah Taubat Dari Beberapa Dosa Utama1. Bertaubat Daripada Zina2. Adakah Wajib Mengakui Dosa Silam Kepada Suami?3. Taubat Daripada Mencuri4. Mengambil Harta Anak Yatim & Menjadikan hasil curi sebagai modal perniagaan5. Bertaubat Daripada Dosa yang Melibatkan Hak Manusia Lain6. Bertaubat Dari Mengambil Rasuah7. Bertaubat Daripada Mengumpat Orang8. Bertaubat Dari Pekerjaan Yang Haram9. Bolehkah Menghapuskan Simpanan Barang-Barang Yang Haram Dengan Menjualnya?Adakah Perlu Mengaku & Minta Dijatuhkah Hukuman?Bertaubat Untuk Satu Dosa, Tetapi Masih Tidak Bertaubat Untuk Dosa LainAda Dosa Dengan Manusia LainKeburukan Melakukan Dosa Secara BerterusanBilakah Waktu Taubat Sudah Tidak Diterima Allah?Tanda-Tanda Taubat DiterimaPenutup Yakinlah Allah Itu Maha Pengampun Pengenalan Siapa yang bertaubat kepada Allah sebelum datangnya Al-Ghargharah, maka Allah akan menerima taubatnya.— Riwayat al-Hakim di dalam al-Mustadrak no 7661 dan di dalam Sahih al-Jaamik al-Saghir sahih Apakah yang dimaksudkan dengan al-Ghargharah itu? Ghargharah ialah suatu suara yang keluar daripada kerongkong di saat roh ditarik keluar daripada jasad. Ini bermaksud kita hendaklah bertaubat sebelum datangnya kiamat kecil kematian dan kiamat besar. Orang yang beriman akan menghadap Allah dalam keadaan takut dan mengharap kepadaNya. Panduan ini adalah berdasarkan sebuah risalah yang dikarang Fadhilah al-Sheikh Muhammad Saleh al-Munajjid dan diterjemahkan oleh al-Fadhil Syeikh Daud al-Tetouani. Oleh itu, manfaatkanlah kesempatan yang telah dikurniakan oleh Allah supaya kelak kita tidak memikul bebanan dosa ketika menghadapNya di hari penghisaban. Selagi roh masih belum bercerai dari halkum, selagi itulah “jendela” taubat masih terbuka luas buat kita. InsyaAllah. Maksud Taubat Apakah maksud taubat? Taubat adalah bahasa Arab yang berasal daripada kata-kata “Taaba”. Ertinya ialah kembali. Seseorang dikatakan kembali atau bertaubat apabila dia menjauhi segala perbuatan dosa. Oleh itu, taubat nasuha bolehlah diertikan sebagai Taubat yang seikhlasnya, yang mana dia menyesali dosa-dosanya yang telah dilakukan, meminta ampun kepada Allah dan berazam tidak akan mengulangi lagi dosa tersebut Menurut definisi dari Syarh Riyadh al-Solehin Min Kalami Sayyid al-Mursalin Imam Nawawi yang disyarah oleh Fadhilah Syeikh Muhammad Bin Soleh al-Utsaimeen jilid 1, 38, cetakan Dar Ibn al-Haitsam, Qaherah 2002. Kembali kepada Allah SWT dengan melepaskan seluruh hubungan hati dengan dosa, kemudian kembali mengerjakan kewajipannya kepada Allah SWT. Menurut syariat pula, taubat bermaksud meninggalkan seluruh perbuatan dosa dan menyesali semua kemaksiatan yang telah dikerjakannya kerana Allah SWT. Kemudian berusaha untuk tidak mengulanginya bila-bila dan di mana saja, walaupun dia mampu dan tahu akan kemungkinan untuk mengulanginya. Hukum Bertaubat Hukum bertaubat adalah wajib. Kita wajib bertaubat daripada segala dosa yang sudah telanjur kita kerjakan. Bukan sekadar wajib, bahkan kita wajib segera bertaubat. Sebab ada juga perkara wajib yang boleh ditangguhkan seperti mengerjakan solat, mengerjakan haji dan sebagainya. Ertinya bukanlah bererti sebaik saja masuk waktu solat kita wajib mengerjakannya, tetapi boleh ditangguhkan. Sedangkan taubat ini wajib segera dilakukan. Orang yang banyak meninggalkan solat misalnya, orang yang tidak berpuasa pada bulan Ramadan, orang yang pernah mencuri, minum arak dan sebagainya, wajib segera bertaubat. Tidak boleh dia berkata misalnya. “Nantilah kalau sudah tua saya bertaubat.” Atau dia berkata, “Nantilah saya bertaubat di depan Kaabah.” Ditakutkan nanti belum sempat usia tua sudah dipanggil ke hadrat Ilahi. Syarat-Syarat Taubat Di antara syarat-syarat taubat yang diperkatakan oleh para ulama’ berdasarkan hadis dan ayat-ayat al-Quran adalah Berhenti serta merta daripada dosa yang dilakukan rasa menyesal di atas perbuatan dosa yang telah dilakukan tidak akan melakukan dosa-dosa terdahulu. Tambahan Jika melibatkan hak orang lain, maka hendaklah dipulangkan semula hak orang tersebut dan meminta ampun dan maaf daripada insan tersebut. Jika salah satu daripada tiga perkara ini tidak ada maka taubatnya tidak sah. Untuk lebih jelasnya marilah kita bahas satu persatu syarat itu. Berhenti melakukan dosa maksudnya hendaklah taubat dilakukan setelah meninggalkan dosa. Orang yang selalu menipu dalam berniaga misalnya, sama ada menipu kerana mengurangkan timbangan, menjual barangan palsu dan sebagainya, maka hendaklah dia hentikan dahulu perbuatan menipu itu, kemudian barulah bertaubat. Ramai orang yang menipu dalam perniagaan berulang kali menyatakan taubat tetapi dia tidak meninggalkan perbuatannya. Misalnya setiap kali selepas selesai solat dia mengucapkan istighfar berulang kali kemudian berkata dalam bahasanya sendiri “Ya Allah, ampunkanlah dosaku“. Jelas sekali taubat seperti itu tidak sah. Begitu jugalah dosa-dosa lain yang terdiri daripada berzina, meminum arak, mencuri, berjudi, memakan riba dan sebagainya. Mesti ditinggalkan dahulu perbuatan dosa itu kemudian barulah bertaubat. Bahkan tidak cukup dengan meninggalkan satu jenis dosa saja. Misalnya dia tinggalkan dosa menipu dalam perniagaan dan dia teruskan dosa-dosa lain seperti yang disebutkan di atas. Menyesal telah melakukan dosa maksudnya hendaklah timbul rasa penyesalan dalam hatinya. Ada juga dosa yang menjadi kebanggaan bagi sesetengah orang, misalnya dosa minum arak dan berzina. Ada orang yang berzina semasa mudanya berkata dalam hatinya setelah dia berkahwin atau setelah tua “Nasib baiklah aku puaskan semasa mudaku”. Terkadang orang yang berfikir seperti itu mengaku dia sudah bertaubat. Katanya dia sudah bertaubat tetapi hatinya mengatakan begitu dan bukan menyesal. Kalau tidak timbul rasa penyesalan bererti taubatnya tidak sah. Terkadang dia menceritakan pula kepada orang lain. Kalau dia cerita kepada orang lain bukan hanya dosa lama tidak terampun, bahkan timbul pula dosa baru. Dia mendapat dosa jika menceritakannya kepada orang lain. Berazam tidak melakukannya lagi untuk selamanya maksudnya hendaklah diputuskan dalam hati tidak akan mengulanginya lagi. Kalau hatinya masih separuh separuh, tidak sah taubatnya. Misalnya dia berkata, “Ya Allah, ampunkanlah dosaku berzina itu”. Tetapi hatinya masih ingin melakukannya. Taubat seperti ini tidak sah. Ini sama juga dengan yang sebelumnya, iaitu berazam untuk tidak kembali melakukan semua jenis dosa. Tidak boleh berazam untuk tidak mengulangi menipu pelanggan tetapi masih ingin main perempuan. Apakah taubat seseorang itu sah atau tidak, apakah termasuk taubat nasuha atau taubat pura-pura, hanya Allah SWT yang dapat menentukannya. Allah SWT tidak dapat ditipu kerana Dia tahu apa yang ada dalam hati manusia. Apakah seseorang itu betul menyesal atau tidak, apakah dia betul berazam tidak akan melakukannya lagi, hanya orang yang bertaubat itu yang tahu. Dan yang pasti Allah SWT pun tahu. Biasanya kalau seseorang itu betul betul menyesal, akan timbul kesannya kepada orang yang bertaubat. Orang yang betul menyesal sudah pasti disusuli dengan linangan air mata. Orang yang menyesal biasanya akan berubah sikapnya. Orang yang menyesal akan berubah tutur katanya, cara berpakaiannya, amalannya, pergaulannya dan sebagainya. Bagaimana cara melakukan Taubat Nasuha? Sudah dikira taubat nasuha jika kita mengikuti tiga syarat taubat iaitu kita menyesal, berhenti serta merta dari perbuatan dosa itu dan berazam tidak melakukannya lagi. Namun sebaik-baiknya, rasa menyesal itu lebih elok diikuti dengan memperbanyakkan lafaz istighfar dan melakukan solat sunat taubat. RUJUKAN BERKAITAN Niat & Cara Melakukan Solat Taubat Bagaimana tatacara melakukan solat sunat taubat? Panduan ini akan menerangkan secara langkah-demi-langkah tatacara mengerjakan solat sunat taubat, bacaan istighfar dan doa taubat dengan bantuan transliterasi rumi Ibnu Umar dan Ubai bin Kaab berkata Taubat Nasuha itu ialah, bahawa seseorang bertaubat daripada dosa-dosa kemudian tidak kembali kepadanya lagi seperti tidak mungkin kembalinya susu ke payudara binatang.” Sedangkan Hasan Basri berkata Taubat Nasuha jalah hendaklah seseorang menyesal atas apa dosa yang pernah dikerjakannya pada masa lampau serta diiringi dengan sikap tidak kembali kepadanya.” Pendapat lain mengatakan bahawa di antara tanda-tanda taubat nasuha itu ialah 1. Taubat meliputi segala dosa, sehingga tidak ada satu pun dosa yang tertinggal dan menghilangkan pengaruh nya terhadap jiwa, sebagaimana sinar matahari menghapuskan kegelapan malam. Sesungguhnya orang yang bertaubat dari suatu dosa dan tetap mengerjakan maksiat yang lain, maka taubatnya belum sempurna. 2. Bertekad akan bertaubat hingga akhir hayatnya, untuk mengakhiri dosa-dosa. Berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya yang telah lalu sebagaimana susu tidak akan kembali ke sumber asalnya. 3. Memulai dengan penyesalan dan mengakhiri dengan perbuatan amal soleh dan ketaatan, membersihkan hatinya dari pengaruh maksiat dan berjanji tidak mengulangi perbuatan dosa buat selama-lamanya. 4. Menjauhi seluruh perbuatan dosa. Taubat tidak bererti apa-apa jika disertai dengan perbuatan dosa. Allah SWT tidak akan menerima perbuatan baik seseorang selama dia melakukan perbuatan maksiat tersebut. Jiwa yang terbelenggu dalam memikirkan maksiat akan mengikis habis perbuatan baik. 5. Sesungguhnya seorang hamba tidak dituntut untuk mengerjakan seluruh perbuatan baik, akan tetapi dia dituntut meninggalkan seluruh perbuatan jahat. Dengan akan mendorong dirinya melakukan kebaikan. Bagi seseorang yang bertaubat dari kemunafikan, maka tidak dibenarkan berbuat zina, bahkan dia dituntut melepaskan seluruh kejahatan dari hatinya. 6. Apabila ingin bertaubat dari seluruh dosa, maka seluruh anggota badan harus bertaubat. Taubat mata ialah memelihara pandangan daripada perkara yang haram. Taubat tangan ialah memeliharanya daripada mengambil barang-barang haram. Taubat kemaluan ialah dengan cara menjauhkannya daripada perbuatan zina dan lain-lain sebagainya. 7. Mengenang atau mengingati apa saja yang pernah dikerjakan kemudian melaksanakan kewajipan kewajipan yang telah ditinggalkan. Mengembalikan hak kepada pemiliknya, mentaati segala perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Kaedah Taubat Dari Beberapa Dosa Utama Disini disenaraikan panduan taubat nasuha daripada dosa-dosa utama yang sering berlaku. Dosa-dosa ini bukan sahaja memerlukan taubat kepada Allah, malah mengembalikan hak yang sepatutnya bila melakukan kesalahan terhadap manusia lain. 1. Bertaubat Daripada Zina Saya pernah melakukan perbuatan terkutuk dengan seorang perempuan dan sekarang sangat cara saya perlu bertaubat?Adakah saya perlu berkahwin dengan perempuan itu sebagai tanda taubat?Jika perempuan itu hamil, adakah saya wajib memberikan nafkah terhadap anak hasil perbuatan zina tersebut? Dalam kes zina, terdapat dua keadaan, iaitu Pertama Zina Secara Paksa Jika dia berzina dengan perempuan tersebut secara paksaan, maka hendaklah dia membayar kepada perempuan tersebut mahar mitsil [1] sebagai ganti rugi kemudaratan yang ditanggung. Selain itu, hendaklah dia bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benar taubat. Jika perkara ini sampai ke pengetahuan pihak penguasa, maka perlulah dijatuhkan hukuman yang setimpal ke atasnya. Kedua Zina Suka Sama Suka Jika dia berzina dengan perempuan tersebut dengan kerelaan masing-masing, maka tiadalah apa-apa pun padanya melainkan hanyalah perlu bertaubat kepada Allah dengan sebenar-sebenar taubat. Anak tersebut tidak boleh di’bin’ dinisbahkan kepadanya secara mutlak. Oleh itu, dinisbahkan anak itu kepada ibunya. Dia juga tidak wajib memberi nafkah kepada anak tersebut kerana anak tersebut merupakan anak zina. Selain itu, orang yang bertaubat ini tidak diwajibkan berkahwin dengan perempuan tersebut untuk menutup kesalahan tersebut. Lelaki yang berzina tidak boleh mengahwini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikahwini melainkan oleh lelaki yang berzina atau lelaki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas orang-orang yang beriman.— Surah An-Nur 3 Dan tidak boleh menjalankan akad nikah dengan perempuan yang terdapat janin hasil dari zina dalam perutnya, walaupun dari benih sendiri. Dan juga tidak boleh menjalankan akad nikah dengan perempuan yang tidak pasti apakah dia hamil atau tidak — walaupun lelaki dan perempuan itu telah bertaubat. Jika telah nampak tanda rahim wanita itu bebas[2] dari air mani lelaki itu, maka ketika itu adalah haruslah untuk mereka berdua berkahwin dan memulakan kehidupan baru bersama-sama. Nota Kaki1 Mahar Mitsil iaitu mahar yang dinilai mengikut mas kahwin saudara-saudara perempuan yang telah berkahwin dahulu dan hendaklah yang dinilai sama dengan mas kahwin keluarganya yang paling dekat sekali seperti kakak dan ibu itu, mas kahwin juga dinilaikan berdasarkan keadaan perempuan itu sendiri dari segi kecantikan, kekayaan, pelajaran dan Istibra’ rahim pembebasan rahim ialah untuk memastikan perempuan tersebut tidak hamil hasil penzinaan tersebut, iaitu dengan menunggu haid sebanyak selepas tempoh itu, dapatlah diketahui yang perempuan itu hamil atau tidak. Jika hamil, maka hendaklah dia menunggu sehingga melahirkan dan istibra’ rahim adalah perkara yang kerana iddah adalah hak pasangan suami isteri yang sah dan bukannya zina. Manakala dalam kes zina, ia adalah istibra’ Syeikh Saleh Utsaimeen“Iddah adalah hak seorang suami yang menceraikan isterinya. Sedangkan lelaki yang berzina dengannya statusnya bukan suami melainkan fajir/penzina.” Syarh al-Mumti’ [5/215, cetakan Darul Atsar]Maka selepas perempuan yang berzina itu bertaubat dan selesai melakukan Istibra’ rahim, maka adalah sah untuk penzina lelaki itu ingin mengahwini perempuan tersebut, syaratnya adalah lelaki tersebut sudah bertaubat terlebih dahulu. 2. Adakah Wajib Mengakui Dosa Silam Kepada Suami? Saya telah berkahwin dengan seorang lelaki yang malangnya, pada waktu silam saya pernah melakukan perbuatan saya harus menceritakan dosa silam kepada suami saya? Tidak wajib kepada mana-mana pihak untuk menceritakan dosa silamnya kepada pasangannya. Selagi mana Allah menutup keaiban diri kita, maka cukuplah kita bertaubat dengan sebenar-benar taubat kepadaNya. Dan sesiapa yang telah mengahwini seorang anak dara dan apabila tiba malam perkahwinannya dia mengetahui bahawa perempuan tersebut tidak suci lagi disebabkan dosa silam yang dilakukannya, maka lelaki itu berhak mengambil semula mahar yang telah diberikan serta menceraikannya. Jika perempuan tersebut sudah bertaubat, maka rahsiakanlah hal tersebut dan kekallah bersama perempuan itu. Dengan izin Allah, InsyaaAllah suami yang bersabar akan dikurniakan pahala oleh Allah. 3. Taubat Daripada Mencuri Bagaimanakah taubat bagi seorang pencuri? Pertama sekali, jika benda yang dicuri tersebut masih berada dalam simpanan, maka wajib dipulangkan kembali benda tersebut kepada tuannya dengan segera. Jika benda itu telah rosak atau musnah atau sudah buruk, maka wajiblah menukar ganti benda tersebut dan memulangkan kembali kepada tuannya. Jika tidak mampu, maka mintalah maaf serta tolak ansur daripada pemilik barang tersebut. Bagaimana jika tidak berani untuk berterus terang kepada pemilik barang tersebut? Dalam hal ini, pulangkan kembali barang yang dicuri itu menggunakan dengan menggunakan orang tengah. Minta orang tengah tersebut menyampaikan barang tersebut tanpa menyebut nama kita. Selain itu, kita juga boleh memulangkan barang menggunakan pos atau meletakkan barang curi tersebut di tempat asalnya tanpa pengetahuan pemilik asal. Apa yang penting adalah barang tersebut selamat sampai kepada pemilik sebenar barang itu. Bagaimana jika gagal memulangkan barang yang dicuri? Saya pernah mencuri harta syarikat di tempat kerja dan berhenti kerja. Namun sekarang ini saya telah bertaubat serta sangat ingin memulangkan kembali harta tersebut. Tetapi syarikat tersebut telah berpindah dan saya gagal mengesan alamat terbaru yang harus saya lakukan?” Pertama sekali, hendaklah kita terlebih dahulu sedaya upaya mencari tempat dan alamat syarikat atau tuan punya syarikat tersebut dengan segala jalan yang ada. Jika insan tersebut telah mati, maka pulangkanlah benda tersebut kepada waris atau keluarga tuan punya syarikat tersebut. Jika masih juga tidak menjumpainya setelah habis segala ikhtiar, maka sedekahkanlah harta tersebut sebagai penebus kepada harta yang dicuri itu, dan niatkanlah ia untuk insan atau syarikat tersebut – walaupun insan atau syarikat tersebut adalah kafir. Kerana Allah akan memberikan kepada mereka harta di dunia tetapi tidak di akhirat kelak. 4. Mengambil Harta Anak Yatim & Menjadikan hasil curi sebagai modal perniagaan “Saya mengambil harta anak yatim dan menjadikan ia modal perniagaan. Setelah sekian lama, saya mendapat keuntungan dan harta tersebut telah bertambah berkali saya telah bertaubat dan bagaimana harus saya serahkan harta tersebut? Para ulama telah mengeluarkan banyak pendapat mengenai hal ini. Namun pendapat yang paling pertengahan ialah hendaklah memulangkan modal asal itu kepada anak yatim tersebut dan ditambah bersama dengan setengah daripada keuntungan tersebut. Maka jadilah kamu dan anak yatim tersebut seakan-akan rakan kongsi terhadap keuntungan tersebut, dan dalam masa yang sama kamu telah pun memulangkan hak mereka. Pendapat ini dinyatakan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Taimiyah al-Harrani. Pendapat ini telah diperkuatkan oleh Imam Ibnu Qayyim rhm di dalam al-Madaarij. Begitu juga jika seseorang telah mencuri beberapa ekor ternakan daripada unta atau kambing, lalu binatang yang dicuri itu membiak dan beranak – maka hendaklah dipulangkan binatang yang dicuri itu beserta setengah ekor daripada anak-anak binatang tersebut kepada tuan asalnya. Jika binatang ibunya itu telah mati, maka berikanlah harga binatang tersebut bersama setengah ekor anak-anaknya kepada tuannya. ContohnyaKamu telah mencuri duit seorang anak yatim itu sebanyak itu kamu telah memperniagakan wang curi tersebut dan menjadikannya sebagai modal, lalu mendapat keuntungan hasil wang curi yang diperniagakan itu sebanyak itu kamu bertaubat dan ingin itu, hendaklah dipulangkan RM1000 dan ditambah bersama setengah daripada keuntungan tadi iaitu jadi RM3000 yang perlu a’lam. 5. Bertaubat Daripada Dosa yang Melibatkan Hak Manusia Lain Hendaklah sesiapa yang ingin bertaubat itu melepaskan diri dari belenggu kezaliman silamnya yang dahulu dengan melunaskan kembali perkara tersebut dengan Membayar kembali jika berkaitan dengan duit dan harta meminta dihalalkan atau meminta supaya dia memaafkanmu. Jika dia memaafkanmu, maka segala puji bagi Allah. Andai tidak, pulangkan kembali haknya. Sesiapa yang mempunyai kezaliman terhadap saudaranya, iaitu yang berupa maruah atau harta benda, maka mintalah kepadanya agar dihalalkan perkara-perkara tersebut cepat-cepat sebelum diambil daripadanya di hari tiadanya dinar juga dirham, yang mana pada hari itu jika dia mempunyai amalan soleh, maka akan diambil daripada amalan tersebut sekadar kezaliman yang dilakukannya, jika dia tidak mempunyai apa-apa amalan soleh, maka akan diambil pula kejahatan-kejahatan orang yang dizaliminya itu, lalu diberikan kepadanya.– Muttafaqun Alaihi 6. Bertaubat Dari Mengambil Rasuah Saya pernah mengambil rasuah, kemudian saya telah apakah yang perlu saya lakukan dengan duit-duit rasuah yang pernah diterima? Rasuah biasanya berlaku dalam dua keadaan ini 1 Mengambil rasuah daripada orang yang dizalimi Keadaan ini berlaku apabila orang yang dizalimi tersebut terpaksa membayar rasuah untuk menuntut kembali haknya, dimana dia tidak mungkin akan mendapat kembali haknya melainkan dengan membayar rasuah. Maka dalam keadaan sebegini, wajiblah keatas orang yang ingin bertaubat ini memulangkan kembali duit rasuah tersebut kepada pemberi rasuah jenis ini. Kerana hukumnya dikira seperti harta yang dirampas, dan orang yang memberi rasuah tersebut seakan-akan dipaksa. 2 Mengambil rasuah daripada orang zalim Jika pemberi rasuah tersebut memberikan rasuah kepada perkara yang tiada terdapat haknya di situ, maka dalam keadaan ini, duit tersebut tidak perlu dipulangkan. Duit tersebut hendaklah dibelanjakan pada jalan kebaikan yang diharuskan seperti memberikannya kepada fakir miskin. Taubatnya sama seperti sesiapa yang mengambil hak orang lain dari tuannya. 7. Bertaubat Daripada Mengumpat Orang Jika saya pernah mengumpat dan memburukkan orang lain, adakah disyaratkan supaya saya memberitahu mereka tentang dosa tersebut disamping meminta maaf? Masalah sebegini terletak pada perkara berkaitan masalih perkara yang boleh mendatangkan kebaikan dan juga mafasid perkara yang boleh mendatangkan keburukan dan kemudaratan jika kamu memberitahu mereka tentang umpatan kamu dan tuduhan kamu kepada mereka itu. Jika perkara tersebut tidak menambahkan kemarahan dan kesedihan mereka, maka berterus-teranglah kepada mereka tentang hal tersebut secara umum sahaja tanpa perlu memperincikan tentang perkara tersebut berserta meminta maaf dengan penuh penyesalan. Manakala, jika anda risau atau takut apabila diberitahu mereka tentang perkara tersebut akan mengakibatkan permusuhan dan pergaduhan yang besar bakal berlaku kemudharatan yang besar, oleh itu cukuplah kita bertaubat dengan memenuhi beberapa perkara berikut Hendaklah menyesal dan hendaklah meminta keampunan daripada Allah, serta cuba bermuhasabah tentang betapa haram dan terkutuknya perbuatan memuji insan yang diumpati itu dengan pujian kebaikan di hadapan orang lain. Sebutkan segala kebaikan-kebaikan insan dia membela insan yang diumpatinya itu, jika adanya orang lain sedang mengatakan perkara tidak baik terhadap insan kepada Allah agar diampunkan dosa orang yang diumpatinya tanpa pengetahuannya 8. Bertaubat Dari Pekerjaan Yang Haram Saya telah bekerja dalam bidang yang haram dan telah mendapat gaji hasil dari kerja saya sudah saya perlu memulangkan kembali gaji ini kepada majikan saya? Menurut pendapat Ibnu Taimiyah Seseorang yang bekerja dalam bidang yang haram, atau memberikan perkhidmatan yang haram dan telah bertaubat kepada Allah serta masih mempunyai saki-baki gaji dari kerja tersebut – maka hendaklah dia membelanjakan wang tersebut tanpa perlu dia memulangkan semula wang tersebut kepada majikannya. Seorang pelacur yang telah bertaubat tidaklah perlu dia memulangkan kembali wang yang diperolehinya kepada bekas pelanggannya. Seorang penyanyi yang membuat persembahan yang diharamkan tidak mengikut syarak tidak perlu memulangkan kembali duitnya kepada penganjur konsert tersebut. Kerana jika dia memulangkan kembali wang haram tersebut kepada penganjur itu, maka dia telah menghimpunkan kembali duit haram itu dan seterusnya menolong penganjur itu meneruskan kerja haramnya. Maka cukuplah untuk membelanjakan wang tersebut untuk kegunaan lain. 9. Bolehkah Menghapuskan Simpanan Barang-Barang Yang Haram Dengan Menjualnya? Saya telah bertaubat nasuha kepada Allah, tetapi dalam masa yang sama saya masih mempunyai simpanan barang-barang yang haram seperti peralatan judi, arak, filem lucah dan ingin menghapuskan semua barang tersebut dari hidup saya menjualnya? Jawapannya adalah tidak boleh. Tidak boleh menjual barang-barang yang haram dan hasil yang diperolehi dari penjualan barang-barang tersebut adalah haram! Rasulullah SAW bersabda Sesungguhnya Allah jika sudah mengharamkan sesuatu, maka akan diharamkan juga harganya hasil dari perkara yang diharamkan tersebut— Riwayat Ali Ibn Ja’ad, Abu Daud, al-Syafiey, Ahmad, al-Daraqutni dan al-Baihaqi. Apabila kita sudah tahu jika kita menjual sesuatu barang dan pembeli tersebut akan menggunakannya ke jalan yang haram, maka hukumnya tidak boleh menjual barang tersebut. Dan janganlah kamu bertolong-tolong didalam perkara dosa dan permusuhan.— Al-Maidah 2 Adakah Perlu Mengaku & Minta Dijatuhkah Hukuman? Adakah disyaratkan untuk mengakui segala jenayah silam di mahkamah dan meminta dijalankan hukuman? Tidak wajib seseorang itu untuk mengaku segala jenayah silamnya dihadapan seorang hakim supaya dijalankan hukuman ke atasnya. Sesiapa yang telah Allah tutup segala rahsianya, maka tidak mengapalah untuk dia menutupi rahsia dirinya sendiri. Cukuplah dengan taubat kepadaNya dengan sebenar-benar taubat nasuha dan mengakui segala dosa-dosa silam itu dihadapanNya. Bertaubat Untuk Satu Dosa, Tetapi Masih Tidak Bertaubat Untuk Dosa Lain Adakah sah taubat nasuha saya, jika saya hanya bertaubat untuk satu dosa, tetapi masih belum bertaubat terhadap dosa yang lain? Sah taubat terhadap satu dosa walaupun tidak bertaubat untuk jenis dosa yang lain. Tetapi ini hanya terpakai jika dosa tersebut bukanlah dari jenis dosa yang sama, dan juga tidak ada kaitan dengan dosa yang pertama. ContohnyaJika seseorang itu bertaubat daripada dosa mencuri dan dia tidak bertaubat untuk dosa minum arak, maka taubatnya terhadap mencuri tersebut adalah jika dia bertaubat daripada mencuri kereta dan tidak bertaubat dari mencuri wang tabung masjid, maka taubatnya tidaklah juga dengan sesiapa bertaubat dari menghisap syisya dan tidak bertaubat daripada minum arak. — ia tidak dikira sah taubatnya kerana setiap perlakuan tersebut sama sahaja dari segi jenis, rupa dan sahaja dijadikan seakan-akan berlainan. Ada Dosa Dengan Manusia Lain Jika dosa itu ada sangkut-pautnya dengan manusia ditambah lagi satu syarat, iaitu minta maaf kepada orang bersangkutan atau tempat kita mengerjakan kesalahan. Dosa yang ada sangkut-paut dengan manusia misalnya mengumpat orang lain, mencacinya, menuduhnya berzina, mencemarkan nama baiknya, mengambil hartanya dan sebagainya. Dosa-dosa seperti itu tidak memadai hanya dengan bertaubat kepada Allah SWT, tetapi mesti minta maaf kepada orang bersangkutan. Kalau dia maafkan, bersihlah kesalahan kita, tetapi kalau dia tidak maafkan kita tetap berdosa. Nampaknya lebih mudah menyelesaikan kesalahan kepada Allah SWT daripada kesalahan kepada Bani Adam atau manusia. Ini kerana Allah SWT lebih mudah memaafkan kesalahan daripada manusia. Ditambah lagi kalau dosa kepada manusia terkadang kita ingin minta maaf tetapi orangnya tidak tahu di mana lagi atau mungkin sudah meninggal dunia. Jika dosa kepada manusia itu merupakan hutang kepadanya, maka wajib dibayar hutang itu. Kecuali kalau dia mengatakan sudah dimaafkannya dan tidak perlu dibayar lagi, barulah dianggap selesai walaupun hutang tidak dibayar. Kalau dosa itu merupakan harta yang dirampas daripada seseorang atau dicuri, maka hendaklah harta itu dikembalikan. Kalau kita mencuri selipar orang misalnya, tidak boleh kita minta maaf saja kepadanya sementara seliparnya tetap saja kita simpan. Dosa kepada sesama insan ini sepatutnya kita lebih berhati-hati kerana berat akibatnya. Kalau kita mempunyai dosa kepada orang lain, di akhirat nanti sebahagian pahala kita diambil dan diberikan kepada orang yang kita melakukan kesalahan itu. Kalau amal kita tidak mencukupi untuk menebusnya, dosanya akan diambil kemudian ditimpakan kepada kita. Inilah yang dikatakan orang muflis di Padang Mahsyar nanti. Pernah dahulu Rasulullah SAW bertanya kepada sahabat-sababat baginda “Tahukah kamu siapa orang yang muflis itu?” Para sahabat menjawab “Orang yang muflis menurut pendapat kami ialah orang yang tidak mempunyai wang dirham, dinar dan barang-barang di rumah.” Kemudian Rasulullah SAW menjelaskan Orang yang muflis dalam kalangan umatku ialah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala solatnya, pahala zakat dan puasanya, tetapi dia datang dalam keadaan telah memaki si fulan, telah menuduh si fulan, memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan dan memukul yang lain. Maka diberikanlah kepada si fulan kebaikannya yang ini, kepada si fulan kebaikan yang ini dan seterusnya. Kalau sudah habis kebaikannya sebelum dia membayar akibat dari kesalahan-kesalahannya itu, maka diambillah dosa-dosa mereka si fulan dan fulan, kemudian ditimpakan kepadanya. Kemudian dia dicampakkan ke neraka. Keburukan Melakukan Dosa Secara Berterusan Imam Ibnu Qayyim rhm ada menyatakan beberapa keburukan melakukan dosa-dosa secara berterusan di dalam kitab beliau, al-Daa’ wa al-Dawaa’ Haram dari mendapat ilmu yang dan wujudnya keresahan yang meresahkan di dalam urusan di dalam kehidupan dari berlaku mendapat berasa perkara-perkara dosa yang berterusan melakukan oleh oleh manusia oleh segala binatang titik hitam di atas hati.[3]Diletakkan di bawah dimakbulkan rasa nikmat dari merasa takut di dalam di dalam tawanan di dalam keadaan yang azab seksa Allah di akhirat. 3 Seperti dalam hadis nabi yang bermaksud Sesungguhnya seorang hambah itu jika melakukan satu dosa, maka akan dititik pada hatinya suatu titik hitam. Jika dia bertaubat dan berhenti dari dosa itu, maka akan dibersihkan hatinya itu. Jika dia kembali melakukan dosa itu kembali, titik hitam akan bertambah sehinggalah hatinya hitam berkarat, dan itulah yang dinamakan al-Raan tutupan— al-Hakim dalam al-Mustadrak no. 3908, jilid 2, 562, al-Baihaqi di dalam al-Sunan no. 20763, jilid 10 m/s 316 Bilakah Waktu Taubat Sudah Tidak Diterima Allah? Ada masanya Allah SWT tidak menerima taubat daripada manusia walaupun dia betul-betul bertaubat, menyesali perbuatannya sehingga dia menangis dan sebagainya. Inilah yang selalu diistilahkan dengan “tertutupnya pintu taubat”. Taubat tidak diterima lagi ketika 1. Sudah Nazak Nazak di sini bukan hanya sekadar sakit tenat atau tidak sedarkan diri, tetapi juga jika sudah sampai ke kerongkong seseorang. Biasanya malaikat maut mencabut nyawa manusia dari ubun-ubunnya. Malaikat menarik roh itu dari ubun-ubun seseorang. Roh itu bergerak dari kaki ke arah kepala. Mula-mula jari-jari kakinya tidak bernyawa, kemudian betisnya, menyusul pahanya, perutnya, dadanya sampai lehernya. Ketika roh sudah sampai di leher atau kerongkong, inilah yang dikatakan saat nazak atau ghargharah. Pada waktu ini tidak diterima lagi taubat seseorang. Rasulullah SAW bersabda Sesungguhnya Allah menerima taubat seseorang hamba selama belum sampai saat ghargharah.” Berdasarkan hadis itu, Allah SWT Maha Pengampun dan Dia menerima taubat seseorang hamba walaupun dosanya banyak jika dia betul-betul minta ampun, tetapi dengan syarat belum sampai masa ghargharah. 2. Suasana Terancam Nyawa Firman Allah SWT Dan tidak ada gunanya taubat itu kepada orang yang selalu melakukan kejahatan, hingga apabila salah seorang daripada mereka hampir mati, berkatalah dia Sesungguhnya aku bertaubat sekarang ini, dan tidak pula diterima taubat orang yang mati sedang mereka tetap kafir. Orang yang demikian, Kami telah sediakan seksa yang pedih.” — Surah An-Nisa’ [4]18 Tidak diterima taubat daripada seseorang yang dia bertaubat hanya kerana sudah diambang maut. Taubat seperti itu adalah taubat dalam keadaan terdesak, dalam keadaan genting atau dalam keadaan nyawa di hujung rambut. Taubat seperti itu tidak murni atau tulus dari hati orang yang bertaubat. Kalau bukan kerana keadaan gawat, dia tidak ingat dosanya dan tidak bertaubat. Contohnya orang yang bertaubat ketika kapal terbang yang dia naiki terjatuh. Misalnya ketika pesawat sudah terbakar dan sudah menjunam ke bawah, maka dia masih sempat bertaubat kepada Allah SWT dengan sebenar-benar taubat, maka taubatnya tidak diterima walaupun dia betul-betul menyesali perbuatannya. Taubatnya tidak diterima kerana dia bertaubat dalam keadaan sudah dekat ajalnya. Contoh lainnya orang yang lemas di laut, orang yang terlibat dengan kemalangan jalan raya, orang yang terperangkap di bawah bangunan runtuh dan sebagainya. Maksudnya sudah tipis harapan untuk selamat dan masih terang hati untuk mengingat dosa-dosa yang telah dilakukan dan masih ada waktu untuk bertaubat. Dalam keadaan seperti itu, taubat sudah tidak diterima lagi. Firaun yang terkenal dengan keras kepala dan sombong itu pun masih sedar, insaf dan mengakui kesalahannya ketika berhadapan dengan maut. Firaun menyatakan keimanannya kepada Allah SWT dan ber taubat daripada segala kesalahannya ketika dia tenggelam di laut. Allah SWT tidak menerima taubatnya itu. Firman Allah SWT dalam Surah Yunus ayat 90 yang bermaksud Dan Kami bawakan Bani Israil ke seberang Laut Merah, lalu dikejar oleh Fir’aun dan tenteranya, bertujuan melakukan kezaliman dan pencerobohan, sehingga apabila Fir’aun hampir tenggelam berkatalah dia pada saat yang genting itu Aku percaya, bahawa tiada Tuhan melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan aku adalah dari orang-orang yang berserah diri menurut perintah.” — Surah Yunus [10]90 Allah SWT tidak menerima taubat Firaun. Sebelumnya dia sudah terlalu jahat. Dia sudah banyak menindas kaum Bani Israil dan ramai yang dia bunuh. Dia telah banyak menentang Nabi Musa AS. Firaun sebenar nya sangat takjub dengan kekuasaan yang dia miliki hingga membuatkan dia sombong. Dia menganggap diri nya raja dari segala raja, bahkan dia mengatakan dirinya Tuhan. Allah SWT tidak bersedia mengampuni kesalahan Firaun, apatah lagi kerana dia menyatakan keimanannya dan bertaubat setelah berada di ambang maut. Allah SWT menjawab kata-kata Firaun itu dengan firman-Nya الفن وقد عصيت قبل وكنت من المفسدين * “Apakah sekarang baru engkau percaya, padahal sesungguhnya engkau telah derhaka sejak dahulu, dan engkau termasuk orang-orang yang berbuat kerosakan?” Surah Yunus [10]91 3. Dalam Keadaan Kafir Allah SWT tidak akan menerima taubat seseorang selama dia masih kafir atau belum beriman. Ini sesuai dengan firman Allah SWT Dan tidak ada gunanya taubat itu kepada orang yang selalu melakukan kejahatan, hingga apabila salah seorang daripada mereka hampir mati, berkatalah dia Sesungguhnya aku bertaubat sekarang ini, dan orang yang mati sedang mereka tetap kafir. Orang yang demikian, Kami telah sediakan seksa yang pedih.” Surah An-Nisa’ [4] 18 Jika ada orang kafir yang ingin bertaubat daripada dosa-dosanya, maka hendaklah dia masuk Islam dahulu. Sebenarnya orang kafir jika dia sudah beriman masuk Islam, maka terhapuslah segala dosanya selama dia kafir. Sebaik sahaja masuk Islam, dia bersih daripada dosa seperti keadaan anak yang baru lahir. Sungguh beruntung orang yang mendapat hidayah untuk masuk Islam, apatah lagi jika dia mampu mempertahankan rekod bersih itu sampai akhir hayatnya. 4. Apabila Matahari Terbit Dari Barat Taubat juga tidak diterima apabila matahari terbit dari barat atau tempat terbenamnya. Di antara tanda kiamat kubra tanda besar ialah terbit matahari dari tempat terbenamnya. Menurut riwayat, menjelang kiamat nanti akan terjadi suatu malam panjang. Malam itu cukup lama baru berganti dengan siang. Orang-orang semua sudah penat tidur dan perut pun sudah terasa lapar tetapi hari masih gelap. Setelah penat menunggu, barulah muncul cahaya fajar. Seperti biasa, hari pada pagi harinya mulai terang. Manusia keluar rumah untuk urusan masing-masing. Pada mulanya belum nampak sebarang keanehan. Tetapi alangkah terkejutnya manusia ketika itu tatkala melihat matahari terbit dari barat atau tempat yang biasa ia terbenam. Menurut riwayat peristiwa itu nanti akan terjadi pada hari Jumaat, yakni tepat pada hari terjadinya kiamat. Hari itulah terjadinya kiamat dan pada hari itu pintu taubat sudah ditutup. Tanda-Tanda Taubat Diterima Berkata Ibnu Qayyim rahimahullah; Taubat yang makbul diterima itu memiliki beberapa tanda, di antaranya Bahawa setelah bertaubat, seseorang itu lebih baik daripada dia sentiasa diliputi rasa takut, tidak merasa selesa dari makar seksa Allah SWT walau sekejap antaranya lagi ialah timbulnya rasa sedih dan takut yang mendalam di dalam di antara tuntutan taubat yang benar juga terjadinya rasa sedih yang bersifat khusus di hadapan Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya, suatu kesedihan yang sempurna yang meliputinya dari semua arah dan membuatnya merasa tercampak di hadapan Tuhannya dalam keadaan tidak berdaya, hina dan pasrah penuh khusyuk. Selanjutnya Ibnu Qayyim berkata “Apabila Allah menginginkan suatu kebaikan terjadi pada hamba Nya, maka Dia akan membukakan baginya pintu-pintu taubat, penyesalan dan kepiluan kerana telah berbuat dosa, merasa hina di hadapan Tuhan, dia merasa sangat mengharapkan pertolongan Tuhan serta mendekatkan diri kepadaNya.” Penutup Yakinlah Allah Itu Maha Pengampun Katakanlah Hai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang— Surah al-Zumar 53 Inilah kehebatan dan kebesaran sifat al-Afuw Yang Maha Pemaaf dan al-Ghaffar Yang Maha Pengampun Allah SWT. Oleh itu yakinlah, apabila seorang pendosa menyesal, meminta ampun dan membuat amalan soleh, pasti akan diampunkan segala dosa. Pasti! Semoga panduan ini memberi manfaat yang berguna.

Dalamkitab al–Matsnawi karya Jalaludin Rumi disebutkan bahwa istilah taubatan nasuhah (taubat nasuha) diilhami dari kisah seorang pemuda yang bernama Nasuh. Berikut kisah lengkapnya.
Seburuk-buruknya perilaku pendosa dan ahli maksiat, Masih Allah bukakan pintu Taubat bagi mereka. Tidak peduli ntah itu pezina, pembunuh, pemabuk, koruptor, ahli maksiat dan lain sebagaimanya. Selagi nyawa masih ada, pasti taubat seorang hamba akan diterima oleh Allah SWT. Bersumber dari ibnu umar, Rasulullah SAW bersabda اِنَّ اللهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقْبَلُ تَوْبَةَ العَبْدِ مَالَمْ يٌغَرْغِرْ من المصابيح Yang artinya “Sesungguhnya Allah SWT menerima taubat seorang hamba, selagi dia belum tercekik-cekik. Yang dimaksud tercekik-cekik dalam hadist ini adalah bahwa taubat seorang pendosa akan diterima selagi ruh belum mencapai leher. Saat tercekik-cekik ia bisa melihat nasib yang akan ia alami seperti halnya rahmat ataupun kengerian dan kedasyatan. Saat itu terjadi, taubat dan iman seseorang tidak lagi berguna, sebab syarat taubat adalah bertekad meninggalkan dosa dan tak mengulangi dosa lagi. Jika seseorang sudah mati atau meninggal dunia, maka tidak ada lagi kesempatan untuk bertaubat maupun beriman. Dikisahkan dari Sahabat umar bin khatab RA. Beliau berkata دَخَلْتُ مَعَ النَّبِىِّ ﷺ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الاَنْصَاِر وَهُوَ فِى حَالَةِ النَّزْعِ, فَقَالَ لَهُ النَّبِىُّ ﷺ, تُبْ اِلَى الله, فَلَمْ يَعْمَلْ بِلِسَانِهِ وَاَجَالَ عَيْنَيْهِ نَحْوَ السَّمَاءِ, فَتَبَسَّمَ النَّبِىُّ ﷺ, فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا حَمَّلَكَ عَلَى التَّبَسُّمِ؟ فَقَالَ النَّبِىُّ ﷺ اِنَّ هَذَا المَرِيْضُ لَمْ يَعْمَلْ بِلِسَانِهِ التَّوْبَةَ وَاَوْمَأَ بِبَصَرِهِ اِلَى السَّمَاءِ وَنَدِمَ بِقَلْبِهِ. فَقَالَ الله سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى "يَا مَلَائِكَتِى اِنَّ عَبْدِى عَجَزَ عَنِ التَّوْبَةِ بِلِسَانِهِ وَنَدِمَ بِقَلْبِهِ, فَلَا اُضِيْعُ تَوْبَتَهُ وَنَدَمَتَهُ بِقَلْبِهِ, أَشْهِدُوا أَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُ". درة المجالس Dari Abu Bakar RA, Dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda “Senantiasalah kamu membaca. Laa ilaha illallah dan istighfar, perbanyaklah kamu membaca keduanya. Karena sesungguhnya iblis berkata “Aku telah membinasakan manusia dengan dosa-dosa dan kemaksiatan-kemaksiatan, namun mereka membinasakan aku dengan La ilaha illah dan istighfar. Tatkala aku melihat hal itu, maka aku binasakan mereka dengan hawa nafsu, sedang mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk” Durrun Mantsur. Dari Atha’ ibn Khalid, bahwa ia berkata “aku mendengar bahwasanya setelah turunya firman Allah SWT “Waman Yaghfirudz dzunuba illallah wa lam yushirru ala ma fa’alu wahum ya’lamun, maka menjeritlah iblis, memanggil manggil bala tentaranya dan menaburkan tanah diatas kepalanya, serta mengaduh celaka, sehingga datanglah kepadanya bala tentara dari segala daratan dan lautan, lalu tentara terntara itu berkata “Kenapa engkau, wahai tuan kami?” Dari kisah ini, marilah kita senantiasa bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman ياايها الذين امنو توبوا الي الله توبة نصوحا. Yang Artinya “ Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat semurni-murninya”. Yang dimaksud dengan taubat nashuha adalah taubatnya seorang yang mengerjakan perbuatan buruk, dan ia tak melakukan dosa itu lagi selama-lamanya. Semoga kisah ini dapat membuka setiap mata hati yang tertutup gelap, sehingga bisa terang dan kembali dijalan Allah yang lurus amin. Wallahu A’lamu Juga Kisah Ahli Maksiat Yang Gagal Masuk Kedalam Neraka Sebab Menangis 1JTzZ.
  • rxx015csop.pages.dev/207
  • rxx015csop.pages.dev/578
  • rxx015csop.pages.dev/454
  • rxx015csop.pages.dev/449
  • rxx015csop.pages.dev/703
  • rxx015csop.pages.dev/814
  • rxx015csop.pages.dev/203
  • rxx015csop.pages.dev/273
  • rxx015csop.pages.dev/984
  • rxx015csop.pages.dev/97
  • rxx015csop.pages.dev/555
  • rxx015csop.pages.dev/530
  • rxx015csop.pages.dev/462
  • rxx015csop.pages.dev/959
  • rxx015csop.pages.dev/646
  • kisah orang taubat nasuha